Kendari, Berikabar.id-Pemerintah saat ini sudah mulai untuk membiasakan dengan kebiasaan hidup baru di tengah COVID-19. Namun demikian, kebiasaan untuk tetap menerapkan 3M harus tetap diperhatikan yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Kebiasaan hidup baru ini juga disambut oleh para pelaku usaha, dimana roda perekonomian harus terus berputar. Seperti yang nampak di salah satu penjahit yang ada di Pasar Sentral Wua-wua, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Harni (25) salah seorang karyawan Hanny Taylor mengungkapkan di kebiasaan hidup baru ini, ia mulai kebanjiran orderan. Mulai dari pakaian pesta hingga baju setelan yang dipesan.
“Alhamdulillah, orderannya sudah mulai banyak lagi. Sudah mulai rame sejak September lalu,” katanya saat ditemui di tempat jahitannya, Jalan MT Haryono, Senin (2/11/2020).
Meskipun mulai kebanjiran orderan, pihaknya pun tetap memperhatikan 3M bagi semua calon konsumen yang datang untuk menjahit. Mencuci tangan dan menggunakan masker menjadi syarat utama bagi calon konsumen Hanny Taylor.
“Sebelum masuk, kita sudah sediakan untuk mencuci tangan di luar dan harus pakai masker. Kalau tidak pakai masker, tidak boleh masuk,” tegasnya.
Dikatakannya, awal COVID-19 sangat berdampak, jangankan untuk menjahit pakaian pesta, konsumen yang datang untuk permak (potong) pakaian juga sangat sepi. Penurunan pendapatan pun diperkirakan hingga 60 persen.
“Waktu awal-awal COVID, sepi sekali. Untung-untung kalau dalam sehari ada yang datang menjahit,” kenangnya.
Ia pun berharap agar di kebiasaan hidup baru ini, masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan tetap memperhatikan imbauan dari pemerintah agar dapat memutus rantai penyebaran COVID-19.
Penulis: Sitti Harlina