Filosofi Air PT Vale Hingga KLH: Dari Sungai Tercemar Menuju Sumber Kehidupan di Jantung Jakarta

oleh -171 Dilihat

Jakarta, Berikabar.co – Di tengah hiruk pikuk Jakarta, sebuah gerakan pemulihan lingkungan sedang bergulir. Bertajuk Festival Sungai Cipinang 2025, PT Vale Indonesia Tbk, MIND ID, dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersatu dengan ratusan warga dan komunitas untuk menghidupkan kembali Sungai Cipinang dan kawasan Waduk Dukuh I, Jakarta Timur.

Kawasan Waduk Dukuh I dipenuhi lebih dari 500 partisipan, mulai dari Pejabat Tinggi KLH hingga Direksi BUMN pertambangan, dalam sebuah kegiatan yang berfokus pada penanaman pohon dan aksi bersih-bersih. Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan menjadi proyek percontohan pengelolaan sungai yang berbasis partisipasi masyarakat.

Dari Sungai Cemar Menuju Kawasan Wisata Air

Sungai Cipinang yang membentang 30,4 kilometer dari Depok, saat ini menghadapi masalah serius, termasuk kategori cemar berat dengan beban sampah mencapai 302 ton per bulan. Namun, Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, melihat potensi besar di balik tantangan tersebut.

“Daerah ini akan dikembangkan menjadi kawasan wisata air yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar — sebuah ide baik yang muncul dari Pak Roy. Saya mengapresiasi komunitas dan seluruh warga yang telah berperan menjaga sungai ini. Sedimentasi akan diangkat sehingga aliran air lebih lancar dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata seperti kano. Namun yang terpenting, jangan sampai penumpukan sampah terjadi lagi,” ujar Diaz.

Ia juga menekankan bahwa penanaman pohon yang dilakukan bersama di Waduk Dukuh I memiliki manfaat lebih dari sekadar estetika.

“Penanaman pohon juga merupakan langkah penting. Selain memperindah kawasan, pohon memberi oksigen yang kita butuhkan setiap hari. Saya mendorong agar kegiatan ini terus digalakkan sebagai bagian dari upaya memperbanyak ruang terbuka hijau di Jakarta. Menjaga sungai berarti menjaga sumber kehidupan. Terima kasih kepada MIND ID, Vale, dan seluruh pihak yang berkontribusi dalam keberhasilan kegiatan ini,” tegasnya.

BACA JUGA :  Semangat Hari Bhayangkara: Polri Hadirkan Layanan Kesehatan untuk Rakyat

Menjaga Sumber Kehidupan jadi Sinergi Lintas Sektor

Festival Sungai Cipinang menjadi wadah penting untuk meningkatkan kesadaran publik agar menghentikan praktik membuang sampah ke sungai. Dr. Rasio “Roy” Ridho Sani, Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH, menyoroti disiplin dan kolaborasi sebagai kunci keberhasilan.

“Gerakan ini menjadi contoh nyata bahwa pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri bisa bersatu untuk perubahan lingkungan yang berdampak,” ujarnya.

Komitmen dari sektor industri diwakili oleh Grup MIND ID dan PT Vale. Pria Utama, Corporate Secretary MIND ID, menegaskan bahwa partisipasi mereka adalah cerminan tanggung jawab ekologis yang mendalam.

“Bagi MIND ID, sungai bukan sekadar aliran air, tetapi sumber kehidupan dan energi yang menopang aktivitas masyarakat serta industri pertambangan. Karena itu, Grup MIND ID akan konsisten mendukung berbagai upaya pemulihan dan konservasi ekosistem sungai sebagai bagian dari tanggung jawab kami menjaga keseimbangan alam,” katanya.

Filosofi yang sama dipegang oleh PT Vale, yang dikenal menggunakan energi terbarukan dari PLTA di Sulawesi. Bernardus Irmanto, Presiden Direktur & CEO PT Vale Indonesia Tbk, menekankan bahwa tanggung jawab lingkungan perusahaan melampaui wilayah operasi mereka.

“Air adalah fondasi dari keberlanjutan. Apa yang kami lakukan di Sungai Cipinang hari ini mencerminkan filosofi kami bahwa setiap tetes air harus dijaga dan dikembalikan lebih bersih,” ujar Bernardus Irmanto.

“Sebagai bagian dari Grup MIND ID, kami percaya bahwa tanggung jawab menjaga lingkungan tidak berhenti di wilayah operasi kami, tetapi juga harus meluas ke ruang publik dan perkotaan, di mana dampak nyata dapat dirasakan masyarakat,” sambungnya.

Festival ini, yang juga mencakup pengerukan sedimen, pemberian apresiasi komunitas, pelepasan ikan, dan bazar UMKM, diharapkan Bernardus menjadi model kolaborasi yang dapat direplikasi.

BACA JUGA :  ASR-Hugua Minta Dukungan Warga Kolaka di Pilgub Sultra

“Sungai yang bersih berarti kehidupan yang berkelanjutan. Kolaborasi hari ini membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari aksi sederhana — dari satu pohon yang ditanam, satu sampah yang diangkat, hingga satu komunitas yang berdaya,” tutup Bernardus Irmanto.