Barru, Berikabar.id – PT PLN terus membuktikan komitmennya untuk meningkatkan pasokan listrik di Sulawesi, hal ini ditandai dengan dilakukannya Sinkronisasi Perdana Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulsel Barru-2 berkapasitas 100 MW dengan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan pada tanggal 11 April 2022 lalu.
Sinkronisasi PLTU tersebut dilakukan di Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.
“Pembangunan PLTU Sulsel Barru-2 merupakan salah satu Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK) yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, dan merupakan bentuk komitmen PLN dalam meningkatkan keandalan suplai listrik dan pelayanan kepada pelanggan sehingga dapat mendorong investasi di Sulawesi khususnya di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat yang terkoneksi ke dalam Sistem Kelistrikan Sulbagsel,” kata Rahmat Nichol Fauzen selaku Manager Unit Pelaksana Proyek Sulawesi Selatan (UPP Sulsel).
Dijelaskannya bahwa sinkronisasi perdana ini merupakan salah satu milestone dari pembangunan PLTU setelah melalui serangkaian tahapan pengujian atau komisioning. Sebelum pelaksanaan sinkronisasi perdana, PLTU Sulsel Barru-2 telah mengantongi Rekomendasi Laik Sinkron (RLS) yang diterbitkan oleh PT PLN (Persero) Pusat Sertifikasi sebagai lembaga yang menjalankan kegiatan sertifikasi di bidang ketenagalistrikan dan telah terakreditasi.
” Tahapan yang akan dilewati setelah sinkronisasi perdana yaitu, Load Up (Excitation System), Combustion Tuning, Runback, Load Swing, Shutdown – Start up Test, Load Rejection, Reliability Run, dan Performance test. Setelah semua tahapan pengujian pembangkit sudah berhasil dilalui maka pembangkit dapat beroperasi secara komersial (COD) yang ditargetkan pada pertengahan tahun 2022 ini,” bebernya.
Ditambahkannya, PLN terus berupaya meningkatkan keandalan pasokan listrik sehubungan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi setelah pandemi, juga untuk memenuhi kebutuhan listrik akibat pertumbuhan industri smelter di wilayah Sulawesi, mengingat kebutuhan listrik untuk fasilitas smelter di Sulawesi diprediksi akan mencapai lebih dari 6.000 MVA.
Harlina