Kendari, Berikabar.id – PT Vale Indonesia Tbk mengumumkan capaian kinerja keuangan yang tidak diaudit untuk triwulan kedua tahun 2021 (“2T21”). Grup mengirimkan 15.845 metrik ton (“t”) nikel matte dan mencatat penjualan sebesar AS$208,4 juta pada triwulan tersebut.
“Volume penjualan sekitar 7% lebih tinggi pada 2T21 dibandingkan pada 1T21, mengimbangi harga realisasi rata-rata yang lebih rendah pada triwulan tersebut,” kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale melalui rilis yang diterima berikabar
Id, Kamis (29/7/2021).
“Kami menyelesaikan kegiatan pemeliharaan kritikal pada triwulan ini yang memungkinkan kami mencapai tingkat produksi seperti yang telah dipublikasikan sebelumnya. Saya mengakui kerja keras karyawan kami untuk terus memberikan hasil yang positif sambil mengelola COVID-19 secara efektif dalam operasi kami.” lanjutnya.
Dipaparkannya, EBITDA sebesar AS$72,3 juta pada 2T21, lebih rendah dari yang tercatat pada 1T21 sebesar AS$88,9 juta, terutama disebabkan oleh biaya yang lebih tinggi dan harga realisasi rata- rata nikel yang lebih rendah. Kemudian, laba positif sebesar AS$25,1 jutapada 2T21, turun dari laba sebesar AS$33,7 juta pada 1T21 sejalan dengan penurunan EBITDA. Namun, laba pada 1H21 sebesar AS$58,8 juta lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu ketika grup mencatat laba sebesar AS$53,1 juta pada 1H20. Beban pokok pendapatan grup pada 2T21 meningkat 13% menjadi AS$174,3 juta dari AS$154,8 juta pada 1T21.
Lanjutnya, dibandingkan dengan 1T21, konsumsi HSFO per metrik ton nikel matte meningkat 22%, sementara konsumsi batubara turun 12%, mengimbangi HSFO yang lebih tinggi pada 2T21. “Selama triwulan ini baik harga HSFO, diesel dan batubara mengalami peningkatan masing-masing sebesar 17%, 17% dan 10%,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa kas dan setara kas grup pada 30 Juni 2021 sebesar AS$426,5 juta, naik dari AS$386,2 juta pada posisi 31 Maret 2021.
“PT Vale mengeluarkan sekitar AS$33,3 juta untuk belanja modal pada 2T21, mengalami penurunan dari yang dikeluarkan pada 1T21 sebesar AS$38,5 juta,” tandasnya.
Harlina