Jakarta, Berikabar.co – Pemerintah di bawah Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto memulai langkah besar untuk memajukan pembangunan ekonomi dengan fokus pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Dalam upaya tersebut, selama 100 hari masa pemerintahannya, telah diresmikan 37 proyek ketenagalistrikan yang terdiri dari pembangkit, transmisi, dan gardu induk yang tersebar di 18 provinsi di Indonesia. Peresmian ini mencatatkan sejarah sebagai proyek ketenagalistrikan terbesar di dunia.
Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa penguatan sektor ketenagalistrikan merupakan langkah vital untuk mewujudkan swasembada energi yang pada akhirnya akan mendukung kesejahteraan masyarakat. Pembangkit-pembangkit baru dengan kapasitas total 3.222,75 MW yang telah beroperasi akan menjadi sumber energi untuk kebutuhan industri dan memenuhi kebutuhan kelistrikan di berbagai kawasan pembangunan, termasuk daerah-daerah terpencil.
“Kami bertekad menjadikan Indonesia negara modern dan maju, untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa dan mengentaskan kemiskinan. Untuk itu, kita harus menjadi negara industri,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya. Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk memenuhi kebutuhan energi domestik, dengan harapan dapat menyediakan pasokan listrik yang bersih, andal, dan terjangkau guna mendorong pertumbuhan industri dan menarik investasi ke Indonesia.
Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia perlu mempercepat proses industrialisasi dan hilirisasi, dengan harapan dapat mengolah sumber daya alam menjadi produk industri yang memiliki nilai tambah. “Energi adalah kunci utama untuk mewujudkan hal tersebut,” tegasnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa pengembangan infrastruktur kelistrikan secara masif menjadi kunci utama dalam mempersiapkan fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. “Peresmian 37 proyek ini merupakan langkah nyata pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 8%,” kata Bahlil. Nilai investasi dari 37 proyek tersebut mencapai Rp72 triliun dan dirancang untuk mendukung pencapaian target tersebut.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal, Kementerian ESDM juga telah menyiapkan rancangan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Salah satu prioritasnya adalah pembangunan transmisi untuk menyalurkan energi dari pembangkit-pembangkit EBT ke pusat-pusat konsumsi listrik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi listrik per kapita menjadi sekitar 6.000 hingga 6.400 kWh per tahun.
Beberapa pembangkit besar seperti PLTA Jatigede (110 MW), PLTA Asahan 3 (174 MW), dan PLTS IKN (50 MWac) akan menjadi tulang punggung kelistrikan di wilayah masing-masing. Sementara itu, sejumlah proyek transmisi dan gardu induk juga beroperasi untuk memperkuat sistem kelistrikan dan mendukung percepatan industrialisasi, seperti proyek SUTT 150 kV yang menyuplai listrik untuk industri pengolahan nikel.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, memastikan bahwa PLN siap mendukung kebijakan pemerintah dan terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, memperkuat organisasi, serta memperluas kolaborasi dengan negara dan perusahaan nasional maupun multinasional. PLN berkomitmen untuk mengelola sektor kelistrikan nasional dengan lebih efisien dan memperkuat keuangan perusahaan.
Dengan adanya 37 proyek ketenagalistrikan yang baru diresmikan ini, diharapkan Indonesia dapat memperkuat ketahanan energi, meningkatkan investasi, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.





