Warga Ranomeeto Adukan Balap Liar dan Sengketa Tanah saat Bertemu Wakapolda

oleh -205 Dilihat

Kendari, Berikabar. co – Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) menyapa masyarakat Desa Kotabangun, Kecamatan Ranomeeto dalam sesi Jumat Curhat bersama Polda Sultra, Jumat (10/03/2023).

Dalam diskusi kali ini, sesi dibuka langsung oleh Wakapolda Sultra Brigjen Pol Drs. Waris Agono, M.Si bersama Irwasda Kombes Pol. Yun Imanullah, S.I.K dan turut diikuti oleh jajaran pejabat utama Polda Sultra.

kpu

“Kita terima masukkan, komplain dari bapak ibu apa maunya kepada polri kita komunikasikan dalam jumat curhat kali ini sebagai sarana media bagi polda sultra untuk mendengarkan keluhan gangguan kamtibmas dari bapak ibu,” katanya.

Salah seorang warga Desa Langgea, Sefo yang berada di sekitar gerbang perbatasan Ranomeeto, mengeluhkan balapan liar yang dilakukan oleh anak-anak muda setiap malam Minggu. Balapan tersebut dilakukan pada dini hari sehingga mengganggu tidur dan ketenangan masyarakat sekitar gerbang.

Tidak hanya itu, permasalahan lain yang diadukan terkait dengan sertifikat tanah yang tumpang tindih sehingga saling klaim antar pemilik lahan.

Brigjen Pol. Drs. Waris Agono, M.Si mengatakan beberapa hari lalu petugas kepolisian dari Polresta Kendari sudah melakukan razia dan menjaring hingga puluhan sepeda motor yang melakukan balapan liar dan menggunakan knalpot bogar.

“Sudah ada yang kita tangkap, kita akan kembali melakukan razia pengguna knalpot bogar,” kata Wakapolda.

Ia menegaskan perkara tersebut dapat diselesaikan secara perdata maupun pidana. “Banyak tanah sekarang menjadi sengketa, karena pada beberapa puluh tahun lalu belum ada industri maupun pertambangan sehingga tanah tak begitu berharga,” tegasnya.

Brigjen Waris juga mengapresiasi toleransi beragama antar umat Islam dan Kristen di Kecamatan Ranomeeto, dimana banyak gereja yang berderetan dan terdapat masjid yang saling berhadapan.

BACA JUGA :  Rekonsiliasi Damai, PT GKP dan Warga di Konkep Lakukan MoU

“Toleransi beragama tentunya ini peran dari tokoh agama dan tokoh masyarakat sehingga tetap terjalin toleransi yang kokoh, ” pungkas Jenderal bintang satu asal Boyolali.