Kendari, Berikabar.co – Bank Indonesia Sulwesi Tenggara (Sultra) bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menggelar pasar murah sebagai salah satu upaya untuk menekan inflasi. Pasar murah kali ini digelar di Halaman Kantor Disperindag Sultra sejak tanggal 12 hingga 14 April 2023.
Seksi Kehumasan KPw BI Sultra, M. Taufik R mengatakan, pasar murah yang bekerja sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) ini bertujuan untuk menjamin keterjangkauan harga pada produk pangan.
“Boleh membeli telur, bawang, beras, minyak goreng, dan lain sebagainya. Kembali lagi tujuan kita adalah untuk pengendalian inflasi pangan,” kata Taufik.
Sementara itu, Kepala Disperindag Sultra, Siti Saleha mengatakan bahwa dalam pasar murah kali ini, beras menjadi salah satu kebutuhan yang paling dikejar oleh ibu-ibu yang datang berbelanja. Pasalnya, harga yang ditawarkan di pasar murah lumayan jauh berbeda dengan yang ada di pasaran.
“Kan kalau di pasar harga beras untuk ukuran 5 Kg itu mencapai hingga 60 ribuan tapi di pasar murah ini dipasarkan hanya 45 ribu untuk ukuran 5Kg,” ujarnya.
Namun, untuk mengantisipasi agar semua warga bisa kebagian, maka pihaknya membatasi untuk jumlah pembeliannya. “Tapi setiap orang dibatasi hanya maksimal 10 kilogram saja,” tegasnya.
Ia mengatakan, pasar murah kali ini, pihaknya mengandeng dua BUMN yakni Bulog dan PPI serta 13 distributor lokal.
Pantauan Berikabar.co, saat mendatangi pasar murah di hari kedua, beras memang menjadi primadona jika dibandingkan dengan kebutuhan pangan lainnya, sekitar pukul 11.00 WITa, stok beras yang disediakan di hari kedua sudah habis, padahal kebutuhan pangan lainnya seperti telur, minyak, bawang masih memiliki ketersediaan yang cukup banyak. Sebagai tambahan pasar murah digelar sejak pukul 10.00 hingga 14.00 WITa.